Jumat, 12 Juni 2015
a.
Pengertian
Diskusi
kelas adalah sebuah prosedur atau strategi mengajar yang dapat digunakan
sebagai satu-satunya strategi pengajaran atau diterapkan di sejumlah model
pengajaran.[1]Dengan
adanya diskusi kelas, keadaan kelas menjadi lebih komunikatif.Murid dapat lebih
banyak ilmu selain dari guru.Murid dapat lebih percaya diri dalam menyampaikan
pendapatnya dan berkomunikasi mendiskusikan pelajaran sesama teman.
Diskusi
adalah situasi yang guru dan siswa atau siswa dan siswa lainnya saling
bercakap-cakap dengan berbagai ide dan pendapat.[2]Pertanyaan-pertanyaan
yang digunakan untuk memulai suatu diskusi biasanya dengan tingkat pengetahuan
yang lebih tinggi. Berdasarkan teori-teori di atas, bahwa diskusi kelas adalah
suatu model pembelajaran yang membuat siswa dengan guru menjadi lebih komunikatif
dan murid pun timbul rasa percaya diri.
b.
Tujuan
Diskusi
digunakan oleh guru untuk mencapai paling tidak tiga tujuan instruksional
penting:[3]
1. Diskusi
meningkatkan kemampuan berpikir murid dan membantu mereka mengonstruksikan
pemahamannya sendiri tentang isi akademik.
2. Diskusi
meningkatkan keterlibatan atau engagement
siswa.
3. Diskusi
digunakan oleh guru untuk membantu siswa mempelajari berbagai keterampilan
komunikasi dan proses berpikir yang penting.
c.
Macam-macam
Macam-macam
yang terdapat dalam diskusi kelas adalah sebagai berikut:
a. Wacana
dan kognisi
Wacana
adalah salah satu bagi murid untuk memperhatikan proses berpikir dan
meningkatkan ketrampilan berpikirnya. Mary Budd Rowe (1986) merangkum poin
penting ini dengan baik:
Untuk
“tumbuh”, sistem berpikir yang kompleks membutuhkan amat banyak pengalaman dan
percakapan yang dilakukan bersama orang lain. Dalam pembicaraan tentang apa
yang telah kita kerjakan dan kita lihat, dan dalam perdebatan tentang segala
yang kita manfaatkan dari pengalaman kita, bahwa ide-ide menjadi berlipat
ganda, disempurnakan, dan akhirnya menghasilkan pertanyaan-pertanyaan baru dan
eksplorasi lebih jauh. (hlm. 43)
b. Pola
wacana kelas
Pertukaran
yang berlangsung dalam lingkup seluruh kelas dan terdiri atas tiga fase:
a. Initation (inisiasi):
guru melontarkan pertanyaan tentang pelajaran yang telah disampaikan.
b. Response (respons):
siswa mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru.
c. Evaluation (Evaluasi):
guru mengevaluasi respons murid dengan pujian atau mengoreksi respons itu. Guru
sering menjawab sendiri pertanyaan yang diajukannya dengan disertai ceramah
singkat.
d.
Merencanakan
dan Melaksanakan DiskusiKelas
Mempersiapkan
pelajaran dan mengambil keputusan tentang diskusi dengan tipe seperti apa yang
akan diselenggarakan dan strategi spesifik apa yang akan digunakan adalah
langkah berikutnya. Mempersiapkan diskusi sama halnya mempersiapkan
pembelajaran. Guru-guru mempertimbangkan ketrampilan komunikasi dan diskusi
siswa. Mempertimbangkan dengan cara apa saja murid merespon dan apa saja yang
nantinya keluar diskusi dari murid-murid sampai posisi tempat duduk atau
situasi kelas nantinya. Persiapan dan identifikasi pola-pola bertanya yang
dilakukan sebelumnya dapat meningkatkan kelancaran aliran diskusi kelas. Dengan
persiapan yang matang tentunya guru tidak akan mengalami kesulitan dan
kebingungan saat mengajar.
Agar diskusi kelas sukses beberapa ketrampilan
komunikasi dan interaksi yang spontan dibutuhkan baik guru maupun siswa.Juga
dibutuhkan norma-norma yang mendukung pertukaran terbuka dan sikap saling
menghormati. Sintaksis untuk kebanyakan diskusi terdiri atas lima fase: estabilishingset (guru membahas maksud
diskusi mempersiapkan siswa berpartisipasi), memfokuskan diskusinya
(mendiskripsikan peraturan dasar, mengajukan pertanyaan awal, menyodorkan
situasi yang membingungkan), mengendalikan diskusinya (melontarkan pertanyaan,
mendengarkan dan merespon ide-ide mencatat proses diskusi), menutup diskusi
(merangkum dan mengekpresikan makna dari diskusinya), dan debriefing (meminta murid menelaah diskusi dan memikirkan
proses-prosesnya)
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)